Ancora Siap Jual Kembali Bumi ke Bakrie

JAKARTA-

Ancora Capital Management (Asia) Limited memiliki opsi untuk menjual kembali 5% kepemilikan saham PT Bumi Resources Tbk kepada PT Bakrie Brothers Tbk di masa mendatang. Namun, jika tidak ada kecocokan soal harga, Ancora berniat melepas saham tersebut pada kisaran harga Rp 2.500.

Ada kata-kata dalam klausul perjanjian yang mencerminkan itu. Saya harus hati-hati, karena saya sudah tandatangani kesepakatan dengan Bakrie. Kalau saya keluarkan data, yang menurut tidak hanya saya, tapi mereka (Bakrie) anggap rahasia, mereka bisa gugat saya,” ujar Co-Chairman Ancora Gita Wirjawan kepada Investor Daily, di kantornya, Selasa (9/12).

Ancora, perusahaan pengelola dana yang dibentuk Gita pada September 2008, melunasi utang Bakrie Brothers senilai US$ 73 juta kepada JP Morgan. Sebagai gantinya, Ancora mendapatkan sekitar 5% saham Bumi. Gita Wirjawan merupakan mantan bankir JP Morgan. “Saya tidak mau terlalu lama megangnya,” tutur dia.

Gita memaparkan, pihak Bakrie meminta kerahasiaan klausul perjanjian demi memuluskan perjanjian restrukturisasi utang dengan para kreditor. “Ini juga lebih untuk kepentingan mereka agar bisa menyelesaikan dengan kreditor lain. Semakin mekanisme dan angka detil dikeluarkan, semakin bisa mempengaruhi negosiasi mereka dengan kreditor,” ujar dia.

Pengambilalihan 5% saham Bumi, lanjut Gita, didasari pertimbangan bahwa prospek emiten tersebut dan prospek industrinya masih menarik sekali. Apalagi investasi Ancora dari total kelolaan dana sebesar US$ 300 juta juga difokuskan pada sumber daya alam dan infrastruktur.

Secara fundamental, Bumi Resources dinilai memiliki prospek yang baik mengingat posisinya sebagai penghasil batubara terbesar di Indonesia dan nomor dua di dunia. Apalagi posisi utang Bumi hanya US$ 800 juta, sehingga secara operasional masih layak dan dalam batas-batas wajar.

Gita memaparkan, rasio EBITDA (earning before interest tax depreciation and amortization) Bumi tahun ini ditargetkan US$ 1 miliar dan tahun depan menjadi US$ 1,5 miliar. Dengan kondisi itu, dia berkesimpulan, rasio utang dibandingkan EBITDA atau aliran kas operasional sangat normal dan sangat ringan.

“Bahkan banyak perusahaan yang utangnya 4-5 kali EBITDA. Ini justru tidak sampai satu kali,” kata dia.

Akar Permasalahan

Menurut Gita, akar permasalahan Bumi Resources justru terletak pada repo saham yang dilakukan oleh banyak pihak, tak terkecuali Bakrie Brothers. Mereka melakukan repo dengan motivasi untuk mendapatkan tambahan likuiditas untuk selanjutnya dipergunakan untuk membeli berbagai hal, baik perusahaan-perusahaan di dalam negeri maupun luar negeri.

Meski demikian, Gita percaya bahwa proses restrukturisasi utang tersebut bisa selesai. Pasalnya, jika tidak terselesaikan, kondisi utang Bakrie Brothers bisa mengorbankan banyak pihak. Apalagi dengan keberadaan Bumi sebagai penghasil batubara nomor dua di dunia yang mampu menghidupkan listrik di banyak sekali negara.

Dia juga tetap percaya dengan profesionalisme manajemen Bumi. Gita menegaskan, selama manajemen Bumi masih mampu merealisasikan EBITDA sesuai target, Ancora tetap percaya dengan profesionalisme mereka.

“Untuk saya, asal kan manajemen Bumi bisa merealisasikan EBITDA US$ 1 miliar tahun ini dan tahun depan US$ 1,5 miliar, kami masih percaya,” kata dia.

Menurut Gita, Ancora dalam menginvestasikan dananya di Bumi tetap melihat pada indikator kinerja emiten bersangkutan. Selama hal tersebut bisa dipenuhi, dia tidak akan mendengarkan komentar miring berbagai pihak soal isu-isu seputar Bumi.

“Saya sih percaya dengan manajemen yang ada sekarang bahwa apapun yang dilakukan oleh Bakrie dan Nortshtar tidak akan mengubah secara drastis cara mereka mengelola Bumi. Bahkan kemungkinan besar bisa lebih baik,” ungkap dia.

Gita mengaku tidak memiliki persepsi negatif soal Bumi dan manajemennya, termasuk berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan di masa mendatang.

Sebagai investor, Gita sepakat dengan pandangan banyak investor lainnya yang menuntut agar manajemen Bumi Resources lebih terbuka dalam menyampaikan keterbukaan informasi. “Itu kan semangat regulasi yang harus didukung. Selama itu mendukung transparansi dan good governance, saya dukung,” tutur dia.

Bahkan, kesuksesan Ancora berunding secara baik dengan Bakrie telah membuat sikap mayoritas kreditor melunak dan menjadi lebih positif. Bahkan ada kreditor yang bersedia mengundurkan jadwal pembayaran utang menjadi sekian tahun.

“Para kreditor itu melihat ternyata ada juga grup yang bisa menyelesaikan utangnya dengan grup Bakrie secara friendly. Tadinya mereka beranggapan negosiasi dengan Bakrie harus dengan ‘main kayu’ nih,” ujar dia.

Tidak Gabung dengan Northstar

Terkait rencana Northstar yang ingin melunasi utang Bakrie Brothers senilai US$ 575 juta ke Odickson melalui penukaran dengan saham, Gita mengaku tidak diajak ikut serta. Gita mengaku sempat diajak turut serta, namun hanya sekadar basa-basi.

Apalagi dia mengaku Ancora tidak memiliki kapasitas besar untuk menutup transaksi tersebut. Meski demikian, Gita tetap berkeyakinan bahwa Northstar bisa sukses menuntaskan perundingan dengan Bakrie Brothers. “Walaupun jumlahnya tidak kecil tapi bukan tidak mungkin,” kata dia.

Untuk tahun depan, Gita mengaku akan memperbesar dana kelolaan Ancora dari US$ 300 juta menjadi maksimal US$ 1 miliar. Sebanyak US$ 700 juta di antaranya akan diinvestasikan ke sektor sumber daya alam dan infrastruktur seperti jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.


Based on Interviewed with Mr Gita Wirjawan on his office, Tuesday, 9th December 2008

0 comments: