Menanti Kontribusi Maybank di Tanah Air


Apresiasi yang luar biasa. Ungkapan seperti itu tepat dilayangkan kepada PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII). Pasalnya, bank tersebut telah dihargai oleh sebuah bank asal negeri Jiran, yakni Malayan Banking Berhad (Maybank) senilai 4,6 kali nilai bukunya. Harga ini merupakan nilai penjualan bank nasional termahal sepanjang sejarah Indonesia berdiri.

Maybank membeli 55,8% saham BII milik konsorsium Sorak Financial Pte Ltd milik Temasek Holdings Singapura dan Kookmin Bank Korea Selatan senilai US$ 1,5 miliar atau Rp 13,5 triliun. Maybank juga harus merogoh koceknya lagi sebesar US$ 1,2 miliar, jika ingin mendapatkan 44,3% tambahan saham BII.

Sebagai perbandingan, penjualan bank terakhir dilakukan pemilik PT Bank Lippo Tbk, Swissasia Global kepada Santubong BV, perusahaan milik Khazanah Berhad Malaysia, senilai 2,5-2,6 kali nilai buku. Nilai penjualan mencapai Rp 3,18-3,3 triliun.

Dengan demikian nilai penjualan BII harus diakui memang terbilang mahal. OSK Investment Research dalam catatan kepada kliennya menyatakan bahwa harga akuisisi BII tersebut tidaklah murah.

"Kami harus akui bahwa harga akuisisi itu tidaklah murah jika didasarkan oleh harga akuisisi. BII secara esensi dihargai pada nilai 4,45 kali BPS (basic per share) dan 61,5 kali EPS (earning per share) untuk tahun 2007 atau 4,26 kali BPS dan 33 kali EPS untuk 2008," jelas perusahaan tersebut seperti dikutip dari The Star.

Harus diakui keberanian Maybank menggelontorkan uang sekian triliun untuk diinvestasikan pada BII patut diapresiasi. Langkah tersebut mencerminkan keyakinan Maybank bahwa prospek BII ke depan sungguh luar biasa. Keyakinan itu juga menjadi pertanda bahwa ada kesamaan karakter dan fokus bisnis antara kedua bank tersebut. Kini, tinggal bagaimana Maybank memoles BII, sehingga terjadi hubungan sinergis yang hebat.

Kelebihan Maybank
Sejak berdiri 31 Mei 1960, Maybank kini memiliki 40 anak usaha yang menawarkan layanan keuangan dari bank komersial, bank investasi (saham, manajemen aset, dan venture capital), perbankan syariah, multifinance (leasing dan factoring), asuransi, hingga offshore banking. Dengan kekuatan seperti itu, Maybank telah menjelma menjadi grup keuangan yang menyediakan solusi keuangan satu atap (one stop financial services group).

Sebagai bank dengan kapitalisasi terbesar di Malaysia, Maybank memiliki 450 cabang di 14 negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Indonesia, Vietnam, Kamboja, Papua Nugini, Hong Kong, Tiongkok, Bahrain, Uzbekistan, Pakistan, Inggris, dan Amerika Serikat. Secara grup, bisnis Maybank terbagi atas enam segmen bisnis. Pertama, bank komersial dengan memiliki Maybank, Maybank International Ltd, Maybank Philippines Inc, Maybank (PNG) Ltd, PT Bank Maybank Indocorp, dan segera BII.

Kedua bisnis asuransi dan takaful (asuransi syariah). Perusahaan yang dimilikinya adalah Etiqa Insurance Berhad, Etiqa Takaful Berhad, Mayban General Assurance Bhd, Mayban Life Assurance Bhd, dan Mayban Life International (Labuan) Ltd. Ketiga, perusahaan finansial seperti Aseam Credit Sdn Bhd dan Aseamlease Bhd.

Selanjutnya, perusahaan yang terjun dalam bisnis manajemen aset, adalah Aseam Malaysia Nominees (Asing) Sdn Bhd, Aseam Malaysia Nominees (Tempatan) Sdn Bhd), Mayban International Trust (Labuan) Bhd, Mayban (Nominees) Sdn Bhd, Mayban Nominees (Asing) Sdn Bhd, Mayban Nominees (Hong Kong) Ltd, Mayban Nominees (Singapore) Pte Ltd, Mayban Nominees (Tempatan) Sdn Bhd), Mayban Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn Bhd), Maybank Securities Nominees Sdn Bhd, Mayban Securities Nominees (Asing) Sdn Bhd, Mayban Securities Nominees (Tempatan) Sdn Bhd, Mayban Trustees Bhd, Mayban Venture Capital Co Sdn Bhd, Mayban Ventures Sdn Bhd.

Dua segmen bisnis terakhir Maybank adalah bank investasi (Aseambankers Malaysia Bhd dan Mayban Investment Management Sdn Bhd) dan perbankan syariah (Maybank Islamic Berhad).
Selain kekuatan jaringan yang tersebar seantero dunia, Maybank juga terkenal memiliki kelebihan pada beberapa bidang, seperti manajemen risiko, perbankan syariah, kartu kredit, manajemen kas, trade finance, dan usaha kecil menengah (UKM).

Pada bidang manajemen risiko, bank ini tengah mempersiapkan pelaksanaan Basel II dan pernah meraih penghargaan dari Majalah Finance Asia untuk kategori best managed company (urutan empat), best corporate governance (enam), best investor relations (sembilan), dan best commitment to strong dividends (tiga) tahun 2006.

Maybank merupakan pemain dominan industri perbankan syariah. Penguasaan pangsa pasarnya mencapai 24,8% dengan kontribusi pembiayaan terhadap total kredit mencapai 16,5%. Selain itu, bisnis kartu kredit juga tumbuh 48% sepanjang tahun lalu pascaakuisisi American Express Agustus 2006. Bisnis kartu kredit naik 23%, pemegang kartu 20%, dan kartu debit 54%. Sedangkan volume manajemen kas naik dua kali lipat. Khusus pada bidang trade financing, Maybank menguasai pangsa pasar 26%.

Maybank dikenal pula memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini dibuktikan dengan penghargaan outstanding human resource achievement yang berhasil diraih.

Langkah Sinergis
Perbedaan status antara Temasek Holdings selaku perusahaan investasi dan Maybank tentu saja akan memberikan warna tersendiri bagi perjalanan BII selanjutnya. Dengan dimiliki Maybank, BII tentu saja dapat menjalin kerja sama sinergis sesama bank.

Beberapa segmen bisnis yang bisa disinergiskan adalah kartu kredit, perbankan syariah, manajemen kas, trade finance, dan UKM. Di segmen kartu kredit, baik Maybank maupun BII sama-sama mengincar satu juta kartu kredit, meski dari segi horizon waktu berbeda.

Sebagai pemimpin 40% pangsa pasar bisnis kartu, Maybank memiliki 5,8 juta kartu debit dan ditargetkan tahun ini bertambah sejuta lagi. Nilai transaksi mencapai RM 321 juta, naik 59% dibandingkan tahun lalu, dan akan ditingkatkan menjadi RM 1 miliar pada akhir tahun ini.

Selain itu, Maybank dapat memperkuat bisnis perbankan syariah di Tanah Air melalui BII. Salah satu cara yang sebaiknya ditempuh Maybank adalah mendorong BII untuk mengakuisisi sebuah bank kecil untuk kemudian dikonversi menjadi bank syariah.

Hal ini patut menjadi pertimbangan Maybank, karena pertumbuhan beberapa bank syariah seperti Bank Syariah Mandiri (anak usaha Bank Mandiri), Bank Muamalat, dan Bank Mega Syariah dalam dua tahun terakhir sangat pesat. Bahkan beberapa bank besar, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Bukopin akan membentuk anak usaha untuk bergerak pada segmen bisnis ini.

Dengan pengalaman sebagai bank penerima pembayaran zakat terbesar di Malaysia dan spesialis penerbitan sukuk, langkah sinergis Maybank dan BII dalam industri perbankan syariah nasional merupakan hal yang patut dilakukan. Apalagi pertumbuhan perbankan syariah di Tanah Air terbilang tinggi, yakni 30-40%.

Bagi BII, beberapa keunggulan yang dimiliki Maybank harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, seperti pada bidang manajemen kas, manajemen risiko, trade finance, dan perbankan internasional.

Terakhir, kemampuan Maybank dalam mencari sumber pendanaan murah dari pasar perbankan global dapat digunakan anak usaha BII, yakni WOM Finance.

Tidak ketinggalan, Maybank harus menjadikan BII sebagai bank khusus usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Porsi kredit UMKM harus lebih besar dari kredit konsumsi. Pasalnya, segmen kredit yang satu ini mampu memberikan marjin yang tinggi dan kebal terhadap berbagai perubahan ekonomi.

Baik Maybank maupun BII harus mampu mencari pola strategi yang tepat untuk memasuki bisnis tersebut. Kesuksesan BRI dan Bank Danamon dengan BRI unit dan Danamon Simpan Pinjam (DSP) dapat menjadi acuan untuk memasuki pasar ini, tanpa harus meniru 100%.

Terlepas dari potensi yang besar, kehadiran Maybank di Tanah Air melalui BII bukan tanpa kendala berarti. Salah satu tantangan terbesarnya adalah sesegera mungkin mengenali karakteristik lingkungan bisnis perbankan nasional yang terbiasa dengan inflasi yang tinggi dan ketidakefisienan. Selain itu, Maybank perlu segera membuat visi yang jelas bagi arah pengembangan BII ke depan. Jika semua hal tersebut dilakukan, niscaya bersama Maybank, BII akan menjadi bank yang besar.

(Efendi-wartawan Investor Daily)

0 comments: