Kreatif Menghadapi Krisis

WILLY S DHARMA, DIRUT PT ASURANSI ADIRA DINAMIKA
Sumber: Investor Daily
4 Desember 2008

See http://asuransi.adira.co.id/NewsTips/News/tabid/70/mid/459/newsid459/296/language/id-ID/Default.aspx

Setelah krisis keuangan global menerpa sektor keuangan, beberapa perusahaan asuransi besar dunia global ternyata limbung akibat hantaman krisis. Perusahaan asuransi ternama seperti AIG pun buru-buru di-bailout pemerintah Amerika Serikat dengan dana sebesar US$ 150 miliar. Beberapa aset di luar negeri pun dikabarkan segera dilelang. Kinerja perusahaan asuransi terbesar nomor dua Amerika, Prudential Financial Inc, pun tidak lebih baik, yakni mencatatkan kerugian pada triwulan III-2008, sehinggan batal membagi dividen secara penuh.

Di dalam negeri, industri asuransi pun dibayang-bayangi krisis ekonomi global. Beberapa perusahaan asuransi sudah memperkirakan, kinerja 2009 tidak akan jauh lebih baik dibandingkan 2008 atau stagnan karena perekonomian Indonesia masih terimbas krisis ekonomi global. Lalu, adakah celah bagi industri asuransi untul lolos dari krisis keuangan global? Berikut wawancara wartawan Investor Daily Efendi dan Toidin Bintaryu dengan Direktur Utama PT Asuransi Adira Dinamika Willy Suwandi Dharma di Jakarta, baru-baru ini.

Bagaimana Anda memandang 2009?
Saya optimistis menghadapi 2009 walaupun banyak hal yang menjadi tantangan, tetapi selalu ada kesempatan. Selalu ada sisi lain dalam satu koin.

Apa sisi positif 2009?
Pada waktu krisis 1998, banyak orang yang kehilangan pekerjaan tetapi kemudian orang terpacu untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Dalam keadaan krisis dengan sukses sekaligus menciptakan kesempatan.
Contohnya, dalam keadaan krisis, suatu perusahaan dapat bergandengan tangan dengan yang lain, padahal semula gengsi. Dengan bekerja sama orang bisa bersinergi. Contoh paling nyata adalah kalau seseorang punya kantor dan ada ruangan yang kosong, dia bisa meminjamkan ruangan itu kepada mitranya, sehingga lebih efisien. Kadang satu pihak punya sumber daya tetapi tidak punya network. Mereka bisa saling melengkapi.

Apa yang akan Anda lakukan pada 2009?
Kami harus waspada. Artinya, pengelolaan biaya dan risiko harus dioptimalkan. Pada sisi lain, pelanggan yang ada harus dijaga jangan sampai pergi, bahkan layanana harus lebih baik, sehingga bisa meningkatkan peluang sekaligus cross selling. Kalau sekarang bisa jual satu produk, besok bisa jual yang lain.
Sekarang banyak asuransi dunia yang terkena krisis. Mereka butuh dana untuk bisa meng-cover kebutuhan dana. Bagaimana imbasnya ke asuransi umum di Indonesia?
Masalah asuransi di luar negeri sebenarnya bukan karena industri asuransinya, tetapi karena financial product yang lain, sehingga menyebabkan kesulitan. Ada juga yang terkena masalah karena penempatan investasi.
Di Indonesia, asuransi Indonesia tidak boleh berinvestasi di luar negeri, hanya boleh berinvestasi di pasar modal Indonesia, sehingga tidak terkena krisis itu. Paling terkena adalah asuransi yang menempatkan investasi di saham tapi itu normal. Mereka pernah menikmati untung.

Bagaimana dengan reasuransi?
Reasuransi global bisa jadi terkena imbas krisis. Tapi kami bisa melihat, kalau memang mereka bermasalah, kami bisa pindah ke reasuransi yang lebih baik dan masih ada waktu uintuk pindah. Tapi, perlu diingat, kapasitas dua tahun terakhir berlebih, sehingga produk asuransi terus turun. Kalau ada yang tumbang, masih ada yang cukup baik.

Bagaimana dengan Adira Insurance?
Kami di-backup reasuransi yang baik, setiap saat kami monitor serta kami selalu meminta laporan, sehingga kalau mereka ada masalah kami bisa switch.

Bagaimana dengan tarif pada 2009?

Itu tergantung supply dan demand. Kalau supply berhutang, harga naik. Tahun depan, produksi kendaraan bermotor diproyeksikan turun.

Artinya, tarif akan turun?

Belum tentu karena pasokan juga akan berkurang. Kami akan lebih selektif sehingga tidak serta-merta penurunan permintaan turun akan diikuti penurunan tarif. Hal itu juga tergantung manajemen risiko. Perusahaan asuransi harus melihat risiko yang di-cover. Kalau high risk harus lebih mahal dari low risk.

Bagaimana target pertumbuhan laba 2009?
Kami konservatif, sehingga laba tidak banyak. Tahun ini laba bisa 20% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. kami sedang menyusun anggaran untuk 2009.

Bagaimana dengan target premi?
Kami pasang target konservatif, yakni tumbuh 10%.

0 comments: